Wednesday, April 14, 2010

Angsa Lain

Penarik rakit melihat lain angsa mencebur ke danau menebar keindahan, menari dan bernyanyi menghibur alam yang berkabut. Sesekali sang angsa meletupkan lirikan ke arah penarik rakit, seakan bertanya, “masihkan kau memperhatikanku?”
Penarik rakit hanya seorang lugu yang terpaku pada keindahan yang lewat di danau yang menjadi rumahnya. Telah banyak angsa yang dilihatnya di tampungan air ini, meliuk menebar pesona masing-masing. Seakan-akan keindahan tak kan berhenti, selalu ada keindahan yang lain yang datang.
“Inilah keelokan Tuhan.” Gumamnya. Tuhan bisa menciptakan jutaan keindahan yang berbeda pada setiap individu yang dicipta-Nya. Keindahan yang mampu “menyentil” setiap sisi hati manusia, sisi yang Tuhanpun menganjurkan manusia untuk bijak menggunakannya, bahkan menahannya.
Keindahan dan sisi hati manusia bagai dua kutub magnet, yang selalu akan tarik menarik jika berdekatan. Satu hal sangat sulit untuk lepas darinya, sedangkan Tuhan menggariskan bahwa barang siapa mampu menahannya…maka ia menjadi orang yang beruntung. Menahan sesuatu yang semestinya, diperlukan energi yang luar biasa. Energi yang bisa kita sebut sebagai pemahaman, pamahaman akan aturan Tuhan.
Penarik rakit tersadar dari lamunanya, dan ia mendapati sang angsa telah berlalu dari danaunya.

<>Bukaka, 14 April 2010<>