Saturday, October 3, 2009

Hari ini bangun bersamaan dengan rengekan Aqeela yang merasa haus, karena semalaman tidur berbalur keringat di sekujur tubuh terutama kepala. dehidrasi menghinggapi dalam kebelum sempurnaan sadar plus kata-kata yang belum mampu terucap sempurna....mengemukalah rengekan yang tidak butuh banyak susunan huruf dan kata...."eeeek......eeeekk..." begitulah terdengarnya yang akan berlanjut menjadi tangisan saat nol respon yang ia terima.
seketika rengekan itu mengaktifkan sensor-sensor pikiran dan tubuhku bahwa ada yang memerlukan bantuan di luar sana. ya...sejak Aqeela lahir, aku dan istri menjadi semacam...memiliki kepekaan yang lebih dibanding sebelumnya. Jangankan rengekan, suara tv pun kadang tak membuat kami bergeming dari keterlelapan tidur. Tapi begitu suara Aqeela yang menyapa....seketika kami akan bergegas melihat apa yang terjadi gerangan, tak peduli kantuk sedang melanda.
Hmmm....sebotol susu yang ku buat dengan takaran yang telah disiapkan sebelum tidur telah menyumbat kedua bibir manis anakku....dan dunia kembali terdiam...kecuali..groookk grroookkk....
Aku pernah menjadi mahasiswa, pernah pula berpikir seperti mahasiswa. Bukan pikiran yang sangat intelektual, membicarakan tentang pembaharuan, demokrasi, keadilan kaum lemah dan sebagainya. Atau pula pikiran tentang akademik, ilmu, teori eksak dan sebagainya.....bukan.
Aku hanya berpikir apa kewajiban dan hak mahasiswa dan dosen....

ah...aku ngantuk dari kata.
salam

Friday, October 2, 2009

Tulis

Tidak selamanya menulis menjadi sasuatu yang menyenangkan, kadang ia malah membuat stress, tegang dan frustasi, terlebih jika tulisan itu berada pada ruang publik. Kata-kata indah, penuh makna, menggelitik dan sebagainya akan berusaha dirangkai sedemikian rupa sehingga "layak dikonsumsi". Kelayakan inilah yang membuat orang kadang menjadi tertekan akannya. Pikiran apakah tulisannya sudah layak atau tidak, bisa diterima atau sebaliknya-dihujat, atau yang lain, sehingga jari-jemari tak pernah sampai menggoreskan kata. Dan selamanya menjadi pembaca, yang hanya bisa manggut-manggut jika tersentuh logikanya atau tersenyum karena terakomodir sisi humornya oleh suatu tulisan.
Namun hal tersebut wajar adanya, latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda yang akan menyebabkan muncul atau tidaknya kondisi tersebut. Tak jarang orang yang teramat sangat lancar dalam menulis dan menghasilkan banyak karya yang bisa dinikmati oleh orang lain. Meskipun masih terdapat pula penulis-penulis yang menulis tanpa arah yang jelas, "hajar" saja layaknya orang autis yang seakan mempunyai dunia sendiri. Tak peduli orang lain memahaminya atau tidak, tak masalah jika ada yang tersinggung.
Meski demikian, semakin banyaknya media menulis di jagad maya ini mari kita manfaatkan untuk menggali, mengapresiasi dan membentuk diri serta lingkungan. Bukan seuatu maslah jika kita memulai menulis dengan cara "autis" terlebih dahulu, sebelum kita mampu menyampaikan sesuatu yang tertata.

<>faruq031009<>