Sunday, April 19, 2009

Ctaaarrrr..!!!


Langit yang terang benderang dengan kawanan awan yang berarak bagai domba itu berangsur bergeser, berputar menjadi keabu-abuan, menumpuk menjadi hitam. Udara panas menyengat berubah menjadi angin berhembus menerpa wajah-wajah kusam beriaskan asap cerobong knalpot.

Mendung telah menutupi bumi bagai malam yang belum waktunya. Angin semakin semilir bertiup kencang. Debu, plastik, daun-daun kering beterbangan pasrah kemanapun angin membawa, tak kuasa melawan maupun bertahan. Orang-orang lebih memilih berdiam diri di rumah, kost atau dimanapun asal tidak diluar.
Suara-suara gemuruh mulai berdatangan bagai genderang dari sekelompok pemain drum band. Mengalun mengiringi lagu alam yang ingin menumpahkan seluruh air matanya ke bumi.

Ctarrrrr!!suara petir menyambar, menggoreskan seraut bentuk akar serabut di langit, putih bagai pecut yang diayunkan oleh seorang ksatria penunggang kuda. Disusul penunggang kuda yang lain yang sama-sama mengayunkan cemetinya, berulang dan semakin banyak ksatria yang berdatangan. Suara-suara itu menyambar-nyambar dengan semakin lebatnya air yang membasahi tanah.
<>Jogja, Februari 12, 05<>

No comments:

Post a Comment