Sunday, April 19, 2009

Pembuat Teh

Pembuat teh itu memungut tumpukan daun2 teh yang telah dirajang
dan menjemurnya di bawah terik mentari
seekor lebah datang menghampiri pembuat teh
"alangkah harumnya aroma daun-daun ini wahai pembuat teh!"
"daun-daun ini memang diciptakan demikian. agar aromanya mampu membelai
syaraf-syaraf menjadi nyaman."
"bukankah keterampilan tanganmu juga berperan dalam menciptakan kenikmatan itu?"
"tanganku hanya mengikuti apa yang sudah lama diajarkan padaku. membuat takaran
yang sudah ditentukan alam.meski kadang alam tidak selamanya menyediakan takaran itu."
"tapi bukannya sedikit kesalahan saja dalam meramu dapat menyebabkan
hilangnya kenikmatan itu?"
"yaaah.....itulah mengapa aku disebut si pembuat teh.meski tak semua orang mau
merasakan teh buatanku."
"mengapa?"
"ada beberapa alasan untuk itu!"
"dan aku disini untuk mendengar alasan itu"
"mmm......aku tidak tahu apakah alasan-alasan itu begitu penting.
setiap orang tidak selalu punya pandangan yang sama terhadap seseorang yang lain,
pun seseorang tidak selalu sama dalam menilaiku sebagai pembuat teh.aku hanya
pembuat teh, begitu pula mereka pembuat teh yang lain. mereka membuat teh sesuai
dengan takarannya,tergantung lidah orang mana yang paling sesuai.
aku pun demikian, tidak semua lidah mampu ku singgahi dengan tehku.
namun yang pasti, kadang aku membuat teh hanya untuk seseorang tertentu.
orang yang memang aku ingin membuatkan teh untuknya."
"maukah kau membuatkan segelas teh untukku, wahai pembuat teh?"
"berapa takaran untukmu, wahai lebah kecil?"
"takaranku adalah takaran alam yang disampaikan padamu."
"hmm....semoga aku tidak salah dalam memahami pertanda alam."
"dan...semoga aku mampu untuk mencerna teh buatanmu."kata sang lebah.

(cileungsi, june 12 2006)

No comments:

Post a Comment